Evaluasi Angkutan Laut Lebaran: KSOP Kumai Apresiasi Sinergi dan Usulkan Perbaikan Infrastruktur

Bagikan:

Kumai, Kalimantan Tengah, JejakNusantara.net | — Kepala UPT KSOP Kumai, Timbul, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi menjaga kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2025 melalui Pelabuhan Kumai. Dalam evaluasi resmi, Timbul menegaskan bahwa sinergi antara instansi kesehatan, keamanan, dan kepolisian telah berjalan dengan baik.

“Seluruh penumpang berhasil terangkut dengan aman dan lancar. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah bermitra dan mendukung kelancaran angkutan laut Lebaran ini,” ujarnya.

Timbul juga mengonfirmasi adanya insiden upaya massa yang berusaha merangsek masuk ke area pelabuhan. Namun, dengan dukungan dari KSOP dan Pelindo, calon penumpang yang tidak memiliki tiket berhasil dicegah untuk naik ke kapal.

“Kami terus menghimbau masyarakat untuk membeli tiket secara online dan tidak mempercayai oknum yang tidak bertanggung jawab, termasuk dari pihak luar seperti sopir taksi yang menjanjikan penumpang bisa tetap berangkat tanpa tiket,” tambahnya.

Menanggapi penumpukan calon penumpang, KSOP telah bersurat kepada pemerintah daerah guna meminta penambahan armada kapal.

“Alhamdulillah, tambahan kapal dari Pelni memungkinkan penumpang yang sebelumnya menumpuk bisa terangkut. Prinsip kami jelas, hanya penumpang yang memiliki tiket resmi yang diperbolehkan naik,” tegasnya.

KSOP juga tengah menangani laporan terkait peredaran tiket dan gelang palsu. Kasus ini telah ditindaklanjuti oleh petugas kapal, KSOP, dan instansi terkait, dan kini dalam proses hukum yang hampir memasuki tahap putusan pengadilan.

Terkait keamanan, Timbul menyoroti pentingnya peningkatan jumlah personel keamanan. “Pelindo telah menugaskan enam satpam di tiga titik gerbang, namun masih ada calon penumpang yang berhasil masuk secara ilegal. Ke depan, jumlah petugas perlu ditambah. Jangan justru menyalahkan masyarakat lokal yang dituding menyediakan jalan tikus,” katanya.

Untuk perbaikan jangka panjang, KSOP mendorong pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Dinas Perhubungan dan PUPR Provinsi Kalimantan Tengah untuk memperhatikan kondisi akses jalan di sekitar pelabuhan. Timbul menyebutkan bahwa keberadaan truk besar (fuso) yang terlalu dekat dengan pemukiman warga menimbulkan potensi kecelakaan.

“Kecamatan Kumai adalah pintu gerbang utama Kabupaten Kotawaringin Barat. Sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dari Bupati dan DPRD Kobar, baik dari sisi infrastruktur maupun tata kelola lalu lintas. Rekayasa jalan harus segera dirancang agar masalah ini tidak terulang setiap tahun,” tutupnya.(Mr TS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page