Fraksi PDI Perjuangan Dprd kotawaringin Barat Soroti Kendala Akses dan Sistem Tiket di Pelabuhan Panglima Utar Kumai

Bagikan:

Kotawaringin Barat, JejakNusantara.com | Menanggapi keluhan terkait akses keluar-masuk kendaraan di Pelabuhan Panglima Utar dari wawancara kemarin bersama Agus supriyanto selaku Manajer Cabang PT. Dharma Lautan Utama cabang kumai, menyampaikan persoalan lahan parkir dan lalu lintas kendaraan di pelabuhan masih menjadi kendala besar, mengingat kapal RORO membawa penumpang beserta kendaraannya.

“Kami sudah koordinasi dengan pemerintah daerah dan Dinas Perhubungan agar ke depannya ada jalan alternatif khusus menuju pelabuhan RORO, tidak bercampur dengan lalu lintas umum,”, khususnya truk Fuso yang kerap terkendala karena lokasi pelabuhan berdekatan dengan pemukiman warga,ujar agus.

Anggota DPRD Kotawaringin Barat dari Fraksi PDI Perjuangan, Hj. Yayang Desyareni, S.Farm., Apt, memberikan pandangan yang mendalam dalam rapat bersama pihak terkait.rabu(14/5/2025).

Menurut Hj. Yayang, permasalahan ini muncul seiring dengan meningkatnya aktivitas pelabuhan, baik dari segi lalu lintas kendaraan maupun penumpang, yang sebelumnya belum diantisipasi sejak awal berdirinya pelabuhan.

“Pelabuhan Panglima Utar sudah ada sejak lama, bahkan sebelum kapal roro dan penumpang seramai sekarang. Wajar jika saat ini muncul keluhan karena kapasitas pelabuhan memang belum disiapkan untuk menampung lalu lintas sebesar sekarang,” ujarnya.

Ia menekankan perlunya langkah serius dari pihak terkait untuk mengantisipasi lonjakan aktivitas di masa mendatang. “Jika terus dibiarkan, ini bisa menjadi masalah yang lebih besar ke depan. Harus ada solusi jangka panjang,” tambahnya.

Terkait kinerja Dinas Perhubungan, Hj. Yayang menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah yang telah dilakukan, terutama menjelang hari besar seperti Lebaran. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang.

“Kemarin Dishub sudah bergerak cepat di waktu yang sangat kritis, tapi ke depan ini harus menjadi pembelajaran. Jangan sampai kita selalu tergesa-gesa saat kondisi sudah ramai,” katanya.

Ia juga menyarankan agar penambahan armada atau pengaturan kapasitas penumpang dilakukan jauh-jauh hari sebelum puncak arus mudik tiba.

Menanggapi keluhan dari pihak manajemen Dharma Lautan Utama terkait maraknya praktik pemalsuan tiket akibat pembatasan pembelian secara daring, Hj. Yayang menyoroti lemahnya regulasi yang mengatur sistem penjualan tiket.

“Saat ini masih banyak pihak yang memanfaatkan celah ini untuk kepentingan pribadi, terutama oknum agen yang membeli tiket dalam jumlah besar lalu menjual kembali dengan harga tinggi. Ini yang menyebabkan munculnya tiket palsu,” jelasnya.

Ia mendorong adanya aturan yang tegas dan sistem yang transparan agar penjualan tiket dapat dilakukan secara adil dan akuntabel.

“Kita butuh regulasi yang kuat agar tidak ada lagi penyalahgunaan data dan nama dalam pembelian tiket online. Kasihan masyarakat yang sudah beli mahal tapi tidak bisa berangkat karena tiketnya tidak sah,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Hj. Yayang berharap agar permasalahan ini menjadi perhatian bersama seluruh pihak terkait dan tidak terulang di masa mendatang.(Mr.TS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page