Kisah Sukses Anak Petani Kurang Mampu yang Berhasil Menjadi Anggota DPRD Pati

Bagikan:

Pati, JejakNusantara.net | Seorang dari 50 calon anggota DPRD Pati terpilih hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 yang mengucapkan sumpah/janji menarik perhatian.

Mengingat, dia merupakan wajah baru di lembaga legislatif yang terlahir dari keluarga petani kurang mampu.Adalah Kastomo (42), yang belakangan mencuri perhatian publik Pati. Selain dikenal sebagai anak desa dan santri, serta aktivis itu, dibesarkan dari keluarga yang serbaterbatas.

Ayah satu anak asal Desa Kudur, Kecamatan Winong, Pati ini sebenarnya bukan pendatang baru dalam panggung politik.Pada Pemilu 2014, Bung Tomo, begitu dia akrab disapa, memulai pertarungannya dalam panggung politik praktis dengan menjadi calon anggota legislatif.

Namun, suaranya tak mencukupi untuk mengantarkan sebagai anggota DPRD Pati. Kegagalan itu tak membuat Bung Tomo patah arang.

Dia konsisten aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta mencoba peruntungan lagi pada Pileg 2024.Kali ini, dia melenggang menjadi wakil rakyat setelah meraup 9.812 suara dari daerah pemilihan (dapil) Pati 4 yang meliputi Kecaman Winong, Jakenan, Pucakwangi,dan Jaken.Pencapaian itu, menurutnya melalui proses panjang yang penuh rintangan.

Pria yang lama menjadi pengajar di almamaternya, Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Abadiyah Desa Mojolawaran, Kecamatan Gabus, Pati itu, memiliki tekad kuat untuk mengubah nasib.”Hidup saya penuh perjuangan.

Saya kuliah sambil bekerja, sekaligus aktif dalam banyak organisasi, baik internal maupun eksternal kampus,” ujarnya saat ditemui sebelum pelantikan anggota DPRD.

Saat kuliah, dia aktif di organisasi ekstra kampus, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Alkindi sebagai wakil ketua.Dia juga aktif di organisasi internal, yakni pernah menjabat sebagai sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Inggris Unisma serta Gubernur Mahasiswa FKIP Unisma.

Berkat semangat dan tekad yang kuat, Bung Tomo mampu menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma).

Sepulang kuliah, sambil mengajar dia tak meninggalkan habitatnya sebagai aktivis. Suami dari Siti Mudrikah ini aktif sebagai takmir masjid, hingga menjadi pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor tingkat Kecamatan Winong dan pengurus cabang (PC) Pati.

Termasuk menjadi wakil ketua pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Winong.Selain organisasi sosial dan keagaaman, Kastomo juga terjun di partai politik sebagai kader PKB Pati mulai 2009.

Dia pernah menjadi sekretaris dan juga ketua DPC Garda Bangsa Pati, sebuah organisasi sayap PKB. Saat ini dia tercatat sebagai wakil Ketua DPC PKB Pati, sekaligus ketua PAC PKB Kecamatan Winong.

Dia pun berkisah jika pencapaiannya saat ini tidak terlepas dari dukungan keluarganya. Meskipun dalam kondisi kurang mampu, orang tuanya tak pernah membatasi dirinya dalam beraktivitas positif.

Itu membuat orang tuanya, Sarmo dan Muklin merantau ke Sumatra untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Di tanah rantau, mereka bekerja sebagai penderas karet. Kala itu, Kastomo diasuh sang nenek.

“Perjuangan orang tua yang begitu keras menjadikan saya semangat untuk belajar dan bertekad menjadi orang sukses. Segala daya upaya saya lakukan untuk berjuang memperbaiki keadaan keluarga. Semua tidak terlepas dari peran besar orang tua saya,” tandasnya.

By: Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page